Minggu, 29 Juli 2018

Penyebab Perubahan Tekstur Bentuk Tinja

Warna tinja dapat berubah karena berbagai alasan. Perubahan dapat mencerminkan zat yang ditambahkan ke tinja, atau perubahan zat yang biasanya hadir dalam tinja. Beberapa perubahan warna tinja mungkin menunjukkan kondisi medis yang mendasari, dan yang lain mungkin karena konsumsi makanan atau obat-obatan tertentu.

Feses Hitam (Tidak Lengket, Tidak Ada Bau)

Penyebab tinja hitam termasuk pil besi atau obat-obatan yang mengandung bismuth (seperti, bismuth subsalicylate atau Pepto-Bismol). Jika warna tinja gelap karena salah satu dari obat-obatan ini, biasanya tidak lengket dalam tekstur dan tidak berbau busuk.

Black Tarry, Tinja Lengket

Pendarahan di perut (dari gastritis atau maag) atau usus dapat mengubah warna tinja. Jika pendarahan terjadi di perut atau bagian atas usus kecil, tinja mungkin berubah menjadi hitam dan lengket, dan digambarkan secara medis sebagai hitam, bangku tinggal (melena). Umumnya, bangku hitam dan tinggal juga berbau busuk. Perubahan warna dan konsistensi ini terjadi karena reaksi kimia terhadap darah di dalam usus yang disebabkan oleh enzim pencernaan di dalam usus.

Maroon atau Red Stools

Jika pendarahan berasal dari bagian bawah usus atau usus besar, darah mungkin tidak akan bersentuhan dengan enzim pencernaan karena jarak pendek dari tempat pendarahan ke rektum. Selain itu, sejumlah besar darah di dalam usus mempercepat transit tinja sehingga ada sedikit waktu untuk perubahan yang terjadi. Bangku pada jenis perdarahan ini mungkin berwarna merah gelap atau merah marun. Bit, sayuran merah lainnya, cranberry, dan pewarna makanan merah juga bisa mengubah warna bangku merah atau merah marun.

Bangku Berwarna Abu-abu atau Tanah Liat

Bangku bisa berwarna abu-abu atau tanah liat jika mengandung sedikit atau tanpa empedu. Warna pucat dapat menandakan kondisi (obstruksi bilier) di mana aliran empedu ke usus terhambat, seperti obstruksi duktus biliaris dari tumor atau batu empedu di saluran atau pankreas di dekatnya. Perubahan warna tinja ke abu-abu atau tanah liat biasanya terjadi secara bertahap karena kondisi medis ini berjalan relatif lambat dan tinja menjadi pucat seiring waktu.

Bangku Kuning

Kotoran yang berwarna kuning mungkin menunjukkan adanya lemak tak tercerna di dalam tinja.

Ini dapat terjadi sebagai akibat penyakit pankreas yang mengurangi pengiriman enzim pencernaan ke usus (insufisiensi pancreas), seperti:

    cystic fibrosis,
    pankreatitis kronis (peradangan jangka panjang dan penghancuran pankreas biasanya karena penyalahgunaan alkohol), atau
    obstruksi duktus pankreas yang membawa enzim ke usus (paling sering karena kanker pankreas).

Penyakit celiac: Kondisi lain yang mungkin menyebabkan tinja kuning dan berminyak adalah penyakit celiac (sindrom malabsorpsi).

Enzim pencernaan yang dilepaskan dari pankreas dan ke usus diperlukan untuk membantu mencerna lemak dan komponen makanan lainnya (protein, karbohidrat) di usus sehingga mereka dapat diserap ke dalam tubuh. Jika pankreas tidak mengirimkan enzim ke dalam usus, maka komponen makanan, terutama lemak, dapat tetap tidak dicerna dan tidak diserap. Tinja yang mengandung lemak yang tidak dicerna mungkin tampak berwarna kekuningan, berminyak, dan juga dapat berbau busuk.

Menelan makanan berlemak tinggi juga dapat menyebabkan tinja berbau kuning, lembut, dan berbau busuk.

Obat penurun berat badan seperti orlistat (Xenical, alli) bekerja dengan membatasi jumlah lemak yang diserap oleh usus. Ini bisa menyebabkan kotoran besar, kuning, dan berminyak.

Green Stool

Ketika tinja melewati usus dengan cepat (diare), mungkin ada sedikit waktu untuk bilirubin untuk mengalami perubahan kimia yang biasa, dan tinja dapat terlihat hijau karena transit yang cepat.

Makan makanan hijau dalam jumlah berlebihan, makanan dengan pewarna hijau atau ungu, dan sayuran juga dapat menyebabkan warna bangku menjadi lebih hijau daripada biasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar